Minggu, 10 Juli 2011

Osama Bin Laden

Teroris paling dicari
Dilahirkan di Riyadh, Saudi Arabia pada tahun 1957. Dikenal sebagai dalang penyerangan teroris melawan Amerika Serikat dan kekuatan barat lainnya, termasuk pemboman Pusat Perdagangan Kota New York pada tahun 1993, bom bunuh diri pada kapal perang Amerika Serikat tahun 2000, dan serangan ke Pusat Perdagangan Dunia di kota New York dan Pentagon dekat Washington, D.C tanggal 11 September 2001.

Bin Laden adalah satu dari lebih 50 anak di Saudi Arabia yang berasal dari keluarga kaya. Ia kuliah di King Abdul Aziz University, dimana ia menerima gelar di civil engineering. Setelah Uni Soviet menyerbu Afghanistan pada tahun 1979, bin Laden seperti beribu muslim dari seluruh dunia bergabung dalam pertahanan Afghan.

Setelah Soviet menarik mundur pada tahun 1989, bin Laden pulang sebagai seorang pahlawan, namun ia kecewa terhadap apa yang dirasanya sebagai korupsi di pemerintahan Saudi dan keluarganya.

Keberatannya adalah pada kehadiran pasukan amerika Serikat di Saudi Arabia selama Perang Teluk Persia. Menjelang tahun 1993 ia telah mendirikan suatu jaringan yang dikenal dengan al-Qaeda.

Kelompok tersebut mendanai dan mengorganisir beberapa serangan ke seluruh dunia, termasuk bom truck detonasi melawan Amerika target di Saudi Arabia pada tahun 1996, pembunuhan turis di Mesir pada tahun 1997, dan pemboman secara simultan di kedutaan amerika Serikat di Nairobi, Kenya, dan Dar es Salaam, Tanzania pada tahun 1998, yang kesemuanya membunh hamper 300 orang.

Pada tahun 1994, pemerintah Saudi Arabia menyita passpornya setelah menuduhnya subversi, lalu ia lari ke Sudan, dimana ia mengorganisir camps yang melatih militant dengan metode teroris dan akhirnya ia lari pada tahun 1996. Ia lalu kembali ke Afghanistan, dimana ia menerima perlindungan dari pemimpin militant Taliban.

Sumber: http://id.shvoong.com/society-and-news/1985775-biografi-osama-bin-laden/#ixzz1RhmWM37p

Nurdin Halid

Mantan Ketua Umum PSSI
Nurdin Halid adalah tokoh politik yang menjadi sorotan media massa nasional akhir-akhir ini terutama menjelang munas PSSI bulan Maret 2011. Nurdin adalah ketua PSSI incombent yang sudah menjabat ketua PSSI sejak tahun 2003. Ia kini berhadapan dengan tokoh-tokoh yang menginginkan perubahan di PSSI seperti Arifin Panigoro. Nurdin banyak dihujat masyarakat pencinta sepakbola di tanah air karena prestasi sepakbola nasional yang tak kunjung membaik. Padahal dari segi potensi pemain, dukungan dan fanatisme masyarakat seharusnya sepakbola nasional mampu berbicara banyak setidaknya di level regional Asia Tenggara.
SPANDUK HUJATAN TERHADAP NURDIN HALID

Nurdin Halid juga dianggap tokoh kontroversial karena tersangkut beberapa kasus korupsi yang menimpanya. Bahkan dijadikan tersangka kasus penyelundupan gula impor ilegal dan korupsi distribusi minyak goreng dan kasus pelanggaran kepabeanan impor beras dari Vietnam. Naah untuk kasus yang terakhir, ia divonis 2 tahun penjara oleh pengadilan negeri Jakarta Selatan Namun Nurdin kemudian dibebaskan karena mendapat remisi dari pemerintah. Weleeeh...weleeeeeh jadi koruptor di Indonesia enak betulll ya... kalau kasus maling sandal jepit alih-alih dapat remisi babak belur itu pasti.

Biodata Nurdin Halid

Nama
Nurdin Halid
Tanggal Lahir
17 November 1958
Tempat Lahir
Watampone Sulawesi Selatan
Aktivitas dan karir
Pengusaha
Pengurus Partai Golkar
Anggota DPR-RI tahun 1999-2004
Ketua Umum PSSI dari tahun 2003

Kontroversi Nurdin Halid di PSSI
  • Menjalankan organisasi dari balik terali besi penjara
  • Menentang penghentian penggunaan dana APBD untuk klub peserta liga Indonesia. Dampaknya APBD yang seharusnya untuk membangun daerah harus tetap dibebani anggaran untuk klub. Padahal idealnya klub sepakbola bersifat mandiri termasuk dari segi pembiayaan.
  • Nurdin Halid mengumumkan ide menaturalisasikan pemain asing, padahal potensi pemain lokal sebenarnya cukup besar
  • Nurdin menambah jumlah peserta Liga Indonesia tiap tahun sehingga tidak ada klub yang terdegradasi. Hal ini membuat Liga Indonesia menjadi Liga sepakbola terbesar di dunia dari jumlah pesertanya.
  • Nurdin mengurangi sanksi Persebaya akibat kerusuhan besar-besaran dalam pertandingan sepakbola. Ini menunjukkan Nurdin tidak konsisten dengan aturan disiplin yang telah ditetapkan PSSI sendiri. Ini tentu berdampak buruk bagi penegakan displin pemain, klub dan supporter klub peserta liga.
  • Nurdin tetap memimpin PSSI walaupun telah divonis 2 tahun penjara oleh pengadilan akibat kasus distribusi minyak goreng. Padahal aturan FIFA menegaskan bahwa narapidana tidak boleh menjabat sebagai ketua umum asosiasi sepak bola nasional.

Irfan Bachdim

Pemain Sepak bola

Pemuda kelahiran 11 agustus 1988 kini menjadi pujaan di negri ini. Sosok irfan bachdim sendiri adalah seorang striker timnas hasil naturalisasi pssi. Ia kini memperkuat tim merah putih dlm ajang suzuki aff cup 2010. Gaya permainan irfan bachdim sendiri memang sangat bisa diandalkan, ia memiliki daya jelajah tinggi dan penempatan posisi yg baik.

Irfan bachdim juga memiliki akurasi tendangan yg cukup baik, skill yg mumpuni membuat sosok ini kian digemari, profil dan foto irfan bachdim menjadi buruan. Apalagi dgn wajah keindoan dn badan yg atletis membuat cewek-cewek klepek-klepek. Golongan selebritis pun banyak yg mengidolakannya, mulai dari debby ayu hingga jupe. Akun twitter miliknya pun kini dibanjiri follower, dlm beberapa hari saja pengikutnya menjadi ratusan ribu.

Ayah Irfan, Noval Bachdim merupakan warga negara Indonesia yang dilahirkan di Malang dan menetap di Lawang, Malang hingga tahun 80-an, sebelum tinggal di Belanda selama lebih dari 20 tahun. Ibunya Hester van Dijic adalah warga negara Belanda. Keluarga Bachdim tinggal di kota Amsterdam. Kakeknya Ali Bachdim adalah purnawirawan TNI Angkatan Laut.

Irfan terlahir dari keluarga pesepakbola. Ayahnya merupakan mantan pesepakbola dari klub PS Fajar Lawang (anggota kompetisi internal Persekam Malang) pada era 80-an. Kakeknya Ali Bachdim merupakan mantan pemain Persema Malang, PSAD Jakarta, dan PS Hisbul Wathon yang mayoritas beranggota pemain keturunan Arab.

Di Belanda

Irfan mulai bermain sepak bola di akademi sepakbola Ajax Amsterdam. Setelah tiga tahun ia pindah ke SV Argon, di mana ia menjadi pencetak gol terbanyak meskipun ia bermain sebagai gelandang. Irfan kemudian direkrut oleh pencari bakat FC Utrecht, dan menandatangani kontrak dengan klub tersebut. Ia kemudian bermain untuk tim junior Utrecht, dan sesekali menjadi pemain cadangan tim senior. Setelah kontraknya tidak diperpanjang lagi, maka pada bulan Juli 2009 ia ditransfer tanpa biaya ke klub HFC Haarlem.

Di Indonesia

Pada bulan Maret 2010, Irfan mengikuti seleksi pemain di Persib Bandung dan Persija Jakarta, namun kedua klub tersebut tidak memilihnya. Tanggal 9 Agustus 2010, ia direkrut pelatih Persema Malang, Timo Scheunemann, setelah sang pelatih melihat permainan Irfan dan para pemain muda berlaga amal untuk tokoh sepak bola Lucky Acub Zaenal di Stadion Gajayana, Malang. Irfan Bachdim direkrut bersama-sama dengan Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.

Ketikak Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia, Irfan sempat ingin meninggalkan Persema karena ancaman tidak dapat memperkuat timnas. Namun akhirnya ia memilih berkomitmen dengan Persema dengan menandatangani kontrak selama tiga tahun, karena terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar dari Persema, meski beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar. Akhirnya Menpora menjamin haknya untuk tampil di timnas[13] dan ia dipanggil untuk memperkuat tim nasional U-23 Sea Games 2011 dan kualifikasi Olimpiade 2012.

Tahun 2006, Irfan sempat hampir membela tim sepak bola U-23 Indonesia di Asian Games Qatar. Namun ia harus absen dari turnamen tersebut karena menderita cedera.

Dalam Piala AFF 2010, ia tergabung dalam timnas senior Indonesia di bawah pelatih Alfred Riedl. Debut pertama bersama timnas Indonesia ia awali ketika timnas menang 6-0 di laga persahabatan melawan Timor Leste, di Palembang pada 21 November 2010. Penampilan pertamanya bersama timnas dalam turnamen resmi terjadi pada 1 Desember 2010, saat Indonesia mengalahkan Malaysia 5-1 di Gelora Bung Karno pada ajang AFF 2010. Irfan sendiri mencetak 1 gol dalam pertandingan tersebut.

Menyikapi ketenarannya ini, irfan Bachdim bersikap rendah hati, ia tidak ingin dirinya terbawa ketenaran dan akhirnya mempengaruhi kualitas permainannya dilapangan. Walaupun Foto ,profil dan biografi bomber satu in banyak dicari, ia tetap tdk sombong. IA hanya ingin fokus dan membawa indonesia mengagkat trofi piala asia. Selamat berjuang Irfan Bachdim… Selamat datang di Indonesia..

Sabtu, 09 Juli 2011

Denny Sumargo

Pemain Basket

Ini adalah sebuah biografi singkat sebuah perjalanan anak bangsa yang sedang ingin berbagi cerita tetang dunianya. Dunia yang jauh dari apa yang mereka lihat tentang seorang Denny Sumargo seorang atlit basket seperti dunianya saat ini. Tapi itu hanya sebagian dari sisi hidupnya yang orang tahu, bagaimana perjalanan untuk menjadi seorang pebasket adalah misteri hidup yang pahit dan berliku.

Agnes davonar menceritakan kisah ini dalam sebuah Biografi berjudulDenny Sumargo: Dan saya pun bisa!. kisah panjang yang patut menjadi pelajaran bagi siapapun bahwa dunia ini sempurna bila kita menghendaki dengan tekat yang kuat dan yakin kita BISA! Karena sesungguhnya sejarah itu tercipta oleh kita sendiri dan Denny Sumargo pun bercerita tentang sejarahnya kepada anda.

BAGIAN 1

Namaku Denny Sumargo.

Saya lahir di Sulawesi utara tepatnya di Luwuk Bangawi sebuah kawasan utara Sulawesi yang indah nan luas dengan pemandangan lautnya yang eksotis. Terlahir dengan nama Denny Sumargo adalah pemberian ibu saya yang bermargakan Sumargo tepatnya Meiske Sumargo. Hingga saat ini hal-hal yang paling indah dalam hidup saya selalu terlukis dengan baik ketika saya bersama ibu duduk disebuah pantai sambil menikmati es kelapa yang dingin dan hangat sambil menikmati terbenamnya matahari.

Sejak kecil saya terbiasa hidup mandiri dengan kebebasan dan saya juga sangat keras kepala, sifat itu diwariskan oleh ibu saya yang berwatak keras dan pekerja keras. Ibu terlahir dari sebuah keluarga yang kaya dan berkecukupan tapi ia hanya lulusan Sekolah Dasar, sifatnya yang tomboy dan selalu membuat saudara-saudaranya berjumlah tujuh orang itu mengatakan ibu gadis barbal walau demikian ibu terampil sekali menjahit dan menyalon. Ibu saya bercita-cita menjadi seorang Polisi Wanita, cita-cita itu tidak pernah tercapai dan mungkin saja ia berpikir demikian karena terinspirasi oleh kisah pahlawan Wonderwomen yang termasyur ketika ia kecil dulu kala.

Ayah saya adalah seorang angkatan laut yang jatuh cinta pada eksotika Luwuk Bangawi, ia berasal dari Padang, Sumatra barat dan bernama Nazzarudin. Tidak banyak hal yang saya ingat tetang sosok ayah saya itu, sebab sejak saya berada di dalam kandungan ibu, Mereka bercerai. Kisah cinta mereka yang indah berakhir tragis karena keduanya memiliki sifat berlawanan. Ibu yang masih berusia 20 tahun sangat berbanding terbalik dengan ayah saya yang berusia 40 saat mereka menikah. Usia yang terpaut begitu jauh tidak mengendurkan niat mereka untuk saling mencintai.

Tapi yang saya dengar, ayah saya sangat sabar dan suka menolong orang lain. Sedangkan ibu termasuk orang yang tidak mau menerima pemberian dan selalu berusaha mencari apa yang dia mau dengan kemampuannya. Ibu gadis muda yang cantik memiliki hobi bermain bulutangkis setiap berkumpul bersama teman-teman sebayanya. Di kala itu ayah saya memutuskan untuk menetap di Luwuk sembari membuka usaha penjualan barang antik yang warung lapaknya bersebelahan dengan lapangan bulutangkis milik seorang Warga keturunan.

Suatu ketika saat ayah sedang berdagang, dilihatnya gadis muda itu setiap bermain bulutangkis disekitar warungnya dan akhirnya ia jatuh cinta pada gadis berpotongan rambut pendek dan bermuka manis itu. Ayah yang jatuh cinta berusaha mencari tau tentang sosok ibu dan usahanya tidak sia-sia ketika ibu bersedia berkenalan dengannya lewat macoblang penjaga lapangan bulutangkis. Ketika itu ayah saya sudah menikah dan mempunyai empat anak hasil pernikahannya dengan tiga istri, ibu terkejut bukan main ketika ayah berkata ia sedang menghadapai proses perceraian. Karena tidak pernah terpikir olehnya berkenalan dengan duda apalagi menikahi duda.

Ternyata cinta itu memang buta, ibu yang tidak pernah berpikir akan menikahi seorang duda akhirnya bersedia juga menikah dengan ayah. Padahal perbedaan mereka sangat banyak, ibu saya adalah seorang gadis keturunan Tionghoa dan beragama Katolik seperti penduduk Luwuk biasanya. Sedangkan ayah saya seorang muslim dan seorang pribumi tapi cinta itu membuat perbedaan itu hilang dan mereka bersatu. Ibu yang sedang duduk di pantai setelah lelah bermain bulutangkis bersama teman-temannya kedatangan ayah secara mendadak.

“ Meiske maukah kau menikah dengan saya?” tanya ayah.

Ibu terdiam sejenak dan melihat pria ini tanpa alang-aling langsung mengajaknya menikah.

“ Saya pikir-pikir dulu..”

Ayah tertunduk lesu , ibu melihat sebuah cinta yang tulus tapi tidak langsung menerima cinta ayah. Ia melihat kesungguhan ayah yang tiada henti memberikan cintanya tanpa batas. Setiap hari ayah menanyakan hal yang sama hingga suatu ketika ibu mulai luluh dan menjawab pertanyaan ayah dengan syarat.

“ Baiklah saya akan menikah dengan kamu tapi pastikan kamu telah bercerai secara resmi.”

Ayah tersenyum lebar dan bahagia melihat ibu bersedia menikahinya. Di kala itu, ayah memang belum secara resmi bercerai dengan Istrinya tapi ia menguatkan hati ibu dan akhirnya statusnya menjadi lajang dengan surat perceraian yang ibu lihat dengan nafas turun karena keberanian ayah. Ketika keputusan pernikahan itu sudah bulat, ibu dan ayah menghadapi masalah besar ketika nenek dari pihak ibu saya menolak kedatangan ayah untuk melamar ibu.

Nenek saya sangat kolot dan masih berpikiran tentang pernikahan hanya bagi yang seiman dan sesuku, tapi tidak dengan ibu saya yang berpandangan luas dan bebas. Diantara keempat putri yang ia lahirkan hanya ibu yang sering melawan dan bertengkar dengan nenek. Nenek sendiri bercerai dengan kakek sehingga ia mengalami sedikit gampang emosi karena kakek sangat sayang pada ibu saya. Saudara-saudara ibu yang laki-laki berjumlah tiga orang terkejut ketika ibu membawa ayah, mereka langsung berusaha mati-matian untuk menyadarkan ibu tentang pikirannya yang dinilai sudah rusak.

“ Astaga, Meiske. Kamu sudah gila ya?. Kamu mau menikah dengan seorang pria duda yang sudah menikah tiga kali dan parahnya dia itu berbeda agama dengan keluarga kita.” Ujar kakak laki-laki tertua itu dihadapan ibu dan ayah saya.

Nenek sepertinya sudah sangat marah ia langsung mengusir ayah saya dari rumah. Ibu menangis tak bisa berbuat apa-apa, ia mendapatkan tamparan keras dari nenek yang murka dan saudara-saudaranya berusaha memisahkan dengan membawa ibu ke kamar. Ayah yang sudah sangat jatuh cinta pada ibu tidak peduli dengan larangan nenek, ia terus berusaha menyakinkan ibu bahwa ia adalah pria yang layak menjadi suaminya.

Ibu yang keras kepala dan percaya terhadap dirinya akhirnya benar-benar nekad menikah dengan ayah. Kakek yang biasa mendukung ibu hanya memberikan dukungan dengan setengah hati, ia hanya menyarankan ibu untuk berpikir ulang. Ibu sadar pernikahannya dengan ayah akan membuat ia dimusuhi oleh semua saudara-saudaranya dan ia bertekad membuktikan kepada saudara-saudaranya pernikahan dengan ayah adalah kebenaran jalan hidupnya.

Ayah dan ibu bercerai

Masa pernikahan itu berjalan baik dan dilaksanakan disebuah rumah makan secara sederhana yang dihadiri oleh beberapa kerabat ibu dan ayah. Karena mereka berbeda agama maka pernikahan itu berjalan dua kali, pertama di Gereja sesuai agama yang dianut ibu dan di Mesjid sesuai agama ayah. Ibu bersedih ketika pernikahannya itu tidak dihadiri oleh keluarga kandungnya sendiri, Kakek memang datang pada saat upacara di Gereja tapi itu pun dengan setengah hati. Tapi cinta yang indah itu tidak pundar walau harga dari semua itu adalah ibu kehilangan saudara-saudaranya.

Sebulan setelah pernikahan itu ibu mulai membantu ayah menjaga warung barang antiknya sedangkan ayah sering pulang untuk bertemu anak-anaknya dari lain ibu. Beban ayah sangat berat dikala itu, ia harus menanggung semua biaya hidup kakak-kakak tiri saya yang masih bersekolah. Ketika ibu sedang melayani tamu yang berkunjung ia merasa mual dan akhirnya jabang bayi berusia satu minggu itu menjadi tanda cintanya yang disambut ayah dengan bahagia.

Kebahagiaan yang indah menyambut kedatangan saya ke dunia ternyata tak seindah bayangan ibu, ibu mulai sering frustasi terhadap ayah yang sering tidak pulang ke rumah. Parahnya setiap pulang mereka selalu bertengkar hebat hingga ibu mengambil keputusan pahit yang sangat disesali oleh ayah, ia ingin bercerai dengan ayah. Ayah tidak ingin bercerai karena saat itu ia sadar saya masih di perut ibu dan ia khawatir dengan keputusan ibu.

Entah alasan apa yang membuat ibu nekad berpisah dengan ayah, ia mengancam lebih baik ayah bercerai dengannya daripada ia kehilangan saya yang masih diperutnya. Ayah mengalah dan mereka pun berpisah, ayah yang sangat sayang pada ibu kemudian memberikan semua harta dan rumah hasil pernikahan mereka menjadi milik ibu. Ibu saya yang naif dan gengsi menolak pemberian itu ia memutuskan untuk kabur begitu saja menginap di rumah teman bermainnya. Dan sejak itu saya tidak akan pernah tau siapa ayah saya hingga kelak saya menjadi dewasa.

Atas saran temannya, ibu pun memutuskan untuk kembali pada keluarganya. Ibu rela menahan malu dan hinaan demi saya yang masih dalam perutnya. Ia rela melakukan apapun untuk membuat saya terlahir di dunia ini walaupun ia sadar setiap pasang mata keluarga ibu melihatnya sangat hina. Bahkan secara terang-terangan saudara-saudara ibu memaki ibu tanpa mengingat tali darah yang mengikat mereka. Puncaknya ketika ibu sudah tidak tahan ia memutuskan pindah ke Makassar untuk hidup bersama Bibi saya sembari berharap kelahirkan saya dapat melunakkan hati nenek untuk memaafkan ibu.

Tanggal 11 Oktober 1981 dengan perjuangan berat ibu melahirkan saya dengan tangis kebahagiaan. Ia langsung mendapatkan nama Denny untuk memberikan nama pada saya, setelah itu Bibi menyarankan ibu saya lebih baik ibu kembali ke nenek karena bisa saja nenek menjadi luluh dengan kelahiran saya. Ibu yang pada saat itu tidak bekerja tidak ingin merepotkan Bibi dan akhirnya memutuskan kembali ke rumah Nenek. Harapan nenek untuk luluh sirna, ia tidak tergoda sekalipun untuk berbaikan dengan ibu walau dengan kelahiran saya.

Nenek memang memberikan uang untuk keperluan saya selama masih bayi tapi itupun sepertinya dengan terpaksa. Cacian dan makian yang begitu dalam dan melukai hati ibu tidak hanya dari nenek saya tapi dari saudara-saudara kandungnya. Terkadang ketika ibu sudah tidak tahan akhirnya ia memutuskan untuk tinggal di rumah temannya, untungnya kakek saya masih bersedia memberikan uang untuk memberi susu. Ibu sadar ia tidak bisa selamanya berharap pada nenek saya, ia pun mempraktekan kemampuannya di bidang menjahit untuk mencari nafkah guna menghidupi saya.

Ia bekerja pada sebuah rumah konveksi di dekat rumah untuk menjaga jarak agar tidak terlalu jauh dari saya. Setiap jahitan yang melekat di pakaian ia menanamkan sebuah tekad untuk membuat saya menjadi orang berguna, tekadnya yang besar tidak hanya disimpan dalam hati. Bahkan ibu bekerja dua kali untuk hidup saya. Di pagi hari ia bekerja di konveksi kemudian di siang hari ia memberikan susu ASI kepada saya lalu kembali bekerja hingga sore. Setelah bekerja menjahit, ia bekerja malam di sebuah salon kencantikan sebagai tenaga bantu. Gajinya tidak besar tapi cukup untuk membuat saya tumbuh menjadi gemuk dan sehat.

Setelah melihat saya mulai bisa berjalan dan merangkak, ibu begitu bahagia namun tetap dalam keadaan tertekan oleh saudara-saudaranya. Ayah yang mendengar kelahiran saya tidak mempunyai kesempatan untuk bertemu karena ibu tidak sudi mempertemukan kami. Ayah selalu menitipkan uang saku kepada sahabat ibu untuk diberikan sebagai uang keperluan saya, tapi ibu menolak dan malah membalikkan uang itu dengan tegas.

Saya masih ingat hal yang paling menyedihkan dalam hidup saya untuk mengenang ibu, di kala itu saat saya berusia empat tahun. Saya tertidur pulas dan ibu membangunkan saya dengan air mata berlinang yang membuat saya heran. Dengan cepat ia mengangkat tubuh saya melewati saudara-saudaranya yang berdiri di ruang tamu. Saya masih terlalu kecil untuk mengerti apa yang mereka katakan pada ibu tapi kata-kata itu sangat hina dan kejam.

Malam yang dingin menusuk disertai hujan rintik-rintik, ibu terusir oleh saudara-saudaranya dengan sekoper baju apa adanya. Ia membopong tubuh saya yang gemuk diantara malam, saya ketakutan tapi ibu sekali lagi tidak peduli dan terus membawa saya berjalan tanpa arah dan tanpa uang sepeserpun. Kami berhenti di sebuah sudut rumah besar yang tidak kami kenal, ibu mungkin kelelahan dan terduduk dengan air mata yang terus berlinang di halaman tersebut.

“ Mama.. Denny mau pulang..!” teriak saya.

Ibu terdiam, ia menghapus air matanya lalu berkata pada saya untuk mencoba tidur. Tapi halaman rumah itu terlalu banyak nyamuk dan bau air got yang menusuk. Saya pun menangis kencang meminta untuk pulang, Ibu sepertinya sudah sangat marah dan ia menampar saya.

“ Dengar.. Mama tidak akan pernah kembali ke rumah itu, jadi kamu jangan berharap kita pulang..!” teriak ibu pada saya.

“ Tapi Denny kedinginan dan banyak nyamuk.. !”

Ibu memeluk saya lalu menutupi saya dengan sisa pakaian yang ia bawa dari kopernya. Saya merasa lebih baik dan ia berkata pada saya, kata-kata itu begitu melekat dalam ingatan saya.

“ Denny dengarkan Mama, berjanjilah pada Mama.. kelak jangan pernah membiarkan orang lain menginjak-injak harga diri kita. Walaupun kita tidak punya uang dan kelaparan tapi jangan pernah biarkan siapapun orang itu menghina kita. Mama janji pada kamu, suatu saat akan membuat kamu menjadi orang besar dan membuktikan pada siapapun bahwa Mama bisa !!”

Saya begitu terkesima dengan kalimat yang ibu saya ucapkan hingga nyaris melupakan rasa gatal gigitan nyamuk. Tapi disinilah saya melihat ketegaran dan tekad ibu saya yang besar kepada saya, saya sadar setiap air mata yang ia jatuhkan bukanlah air mata kesediahan tapi air mata penderitaan. Saya tidak pernah menyadari bahwa kata- kata ibu terasa begitu menyedihkan ketika saya menjadi dewasa dan mengingat kejadian itu. Kami tertidur di halaman rumah itu seperti gembel saja, saya dan ibu terlihat begitu menyedihkan tapi itulah sejarah hidup yang tak akan pernah saya lupakan.

Kami pindah ke Makassar.

Dengan berbagai bantuan teman-teman ibu, akhirnya kami bisa mendapatkan uang dan pergi ke Makassar untuk sekali lagi tinggal bersama saudara ibu, Bibi yang pernah menolongnya. Di Makassar ibu hanya sementara tinggal bersama Bibi saya mengingat sepertinya Bibi tidak pernah rela menampung kami dengan ikhlas. Untungnya kami bertemu dengan seorang sahabat kecil ibu yang bernama Tante Ana dan suaminya. Ia adalah sahabat ibu semasa Sekolah Dasar dulu, mereka sudah menikah sejak tiga tahun lalu namun sayang tidak dikarunia seorang anak.

Ibu menumpang pada keluarga itu cukup lama terlebih kedua orang itu sangat menyukai saya, kehadiran saya dalam keluarga itu seolah mengobati kerinduan mereka terhadap seorang anak. Ibu bekerja seperti dulu menjahit disebuah rumah konveksi, ketika ia bekerja saya dijaga oleh tante Ana yang begitu mencintai dan memanjakan saya. Ibu yang mendapatkan peluang usaha dari uang yang ia kumpulkan dari hasil kerjanya di Konveksi mulai berpikir untuk berdagang baju.

Awalnya ia memberi pakaian yang ia pesan dari Jakarta kemudian dengan sekarung tas besar ia membawa pakaian-pakaian itu untuk dijajahkan di setiap rumah di sekitar Makassar. Walaupun terasa menyedihkan dan serta kepanasan karena cuaca Makassar yang panas, ibu tidak pernah menyerah. Dalam pikirannya hanya satu ia ingin saya bisa bersekolah setahun mendatang ketika usia saya 6 tahun. Saya terkadang hanya bisa menahan haru ketika ibu berangkat berdagang setelah mengecup kening saya dan membiarkan Tante Ana mengendong saya.

Terkadang hasil berdagangnya lancar tetapi terkadang juga tidak sama sekali, tapi tekad ibu yang kuat membuat semua dijalankan dengan ikhlas disertai jalan Tuhan. Ia percaya bahwa Tuhan akan memberikan jalan padanya agar bisa menyekolahkan saya, padahal saya tidak pernah terpikir untuk sekolah dan selalu menghabiskan waktu ikut dengan suami Tante Ana ke Pasar untuk belajar banyak hal. Tante Ana bersuamikan seorang Preman pasar yang kerjanya menagih upeti dari setiap pedagang. Jadi saya tidak asing melihat sedikit kekerasan yang ia perlagakan kepada saya.

Suami Tante Ana pandai berkarate dan ia tanpa ragu mengajarkan saya untuk berkarate agar bisa menjaga diri saya, saya yang terinspirasi oleh kisah Superman akhirnya ikut juga dalam setiap ajaran karate yang selalu kami lakukan setiap sore di halaman rumah kami. Saya menikmati masa-masa kebahagiaan dan kasih saya yang tidak pernah saya dapatkan dari saudara-saudara ibu dari Tante Ana dan suaminya. Usaha ibu berjalan dengan baik dan ia memutuskan untuk membeli langsung pakaian ke Jakarta, bisa jadi dalam setiap tiga bulan ia pulang pergi kota Jakarta dan Makassar.

Ketika ibu berpergian, Suami Tante Ana yang kebetulan berkeyakinan Muslim mulai mengajarkan saya tentang agama Islam. Saya mulai mengerti sedikit tentang bagaimana Sholat dan membaca Al-Quran, masa-masa itu menjadi masa paling indah saya, mereka sudah seperti orang tua saya yang begitu tulus memberikan kasih sayangnya pada saya. Ibu saya yang semakin sibuk akhirnya malah lebih memutuskan untuk berdagang diluar Kota Makassar dan bisa dalam seminggu ia tidak pulang, tapi saya tidak cemas karena orang tua baru saya ini menjaga saya dengan baik.

Ibu yang sudah mulai memiliki sedikit tabungan mulai berpikir tentang masa depan saya, ia berpikir saya akan hidup lebih baik dengan bersekolah di Jakarta. Ketika ide itu diceritakan kepada Tante Ana dan suaminya, mereka keberatan. Mereka sudah sangat mencintai saya seperti anak kandung dan tidak rela untuk dipisahkan dengan jarak yang begitu jauhnya. Tapi ibu yang keras kepala tetap berpikir untuk membawa saya ke Jakarta dan sejak itu terjadilah percekcokan antara ibu dan Tante Ana berserta suaminya.

Saya yang tidak mengerti apa-apa pada saat itu hanya bisa diam dan menangis melihat mereka bertengkar. Tante Ana dan suaminya yang sudah tidak rela dengan kepergiaan saya kemudian mengambil keputusan untuk membawa saya pergi tanpa sepengetahuan ibu. Tiga bulan lamanya saya tinggal di rumah ibu dari tante Ana tanpa pernah bertemu dengan ibu saya. Ketika saya tanyakan tentang keberadaan ibu, tante Ana dan suaminya hanya berkata

“ Mama kamu sedang bekerja di Jakarta.. kamu disini sama Tante saja..” ujar Tante sembari memberikan mainan mobil untuk menghilangkan rasa kangen terhadap ibu saya.

Saya tidak sadar bahwa saya sedang diasingkan dari ibu hingga suatu ketika saat saya sedang membeli kue manisan di jalan dan menemukan ibu yang langsung memeluk saya. Dengan cepat ibu langsung menarik tangan saya menaiki angkutan umum tanpa saya ketahui saya sedang dibawa pergi dari kedua orang tua baru saya. Saya yakin mereka akan panik mencari saya tapi seingat saya ibu sudah mengirimkan pesan pada sebuah warung untuk memberitahu bahwa saya dibawa oleh ibu untuk kembali padanya. Sejak saat itu saya tidak pernah lagi bertemu orang tua baru yang sangat mencintai saya itu selamanya.

Taufiq Hidayat

Pemain bulutangkis

Taufik Hidayat (lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 28 tahun) adalah pemain bulutangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm.

Taufik Hidayat.jpg

Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulutangkis dan Olimpiade pada saat yang sama. Selain itu, ia juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Ia tampil di Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan Wong Choong Hann di babak kedua.

Selain itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.

Pengalaman lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan 2005).

Ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar pada 4 Februari 2006. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada awal Agustus 2008, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia.

Taufik kemudian mundur dari Pelatnas Cipanyung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Beberapa waktu lalu ia juga menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga.


David Villa

Pemain Sepak Bola


Siapa yang tak kenal dengan david villa striker tersubur di piala dunia kali ini. Ternyata dimasa kecilnya david villa pernah mengalami peristiwa tragis dan nyaris diamputasi kakinya. Namun akhirnya villa berhasil melewati masa-masa sulit tersebut dan akhirnya terus berlatih sepak bola dan menjadi striker paling Top saat ini. Lebih lanjut berita tentang David Villa ...simak artikel berikut:

David Villa Nyaris Diamputasi
Seorang guru meminta orang tua David Villa agar melarang anaknya bermain sepakbola.


Striker David Villa nyaris kehilangan kaki kanan saat kecil, akibat bermain sepakbola. Kini, Villa berpotensi mengantar Spanyol ke podium juara Piala Dunia kali pertama.

Pemain berusia 28 tahun itu telah mengemas lima gol, dan berpeluang mengakhiri Piala Dunia 2010 sebagai pencetak gol terbanyak. Pesaing seriusnya adalah Wesley Sneijder, pemain Belanda yang akan dihadapinya di final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan.

Hampir seperempat abad lalu, Villa mengalami patah tulang paha sangat serius. Dokter khawatir Villa harus menjalani amputasi.

Cedera diperoleh karena kesukaan Villa pada sepakbola. Ia bermain hampir setiap hari, dan pada satu kesempatan seorang rekannya terjatuh dan tubunya menimpa kaki Villa.

Ajaib, Villa -- yang saat itu berusia empat tahun -- lolos dari kemungkinan terburuk akibat cedera. Namun ia harus menjalani hidup enam bulan dengan kaki dibebat.

Ironisnya, selama enam bulan itulah ia mengembangkan kemampuan menembak dengan kaki kiri. Itu menjadi titik awal pembangunan diri menjadi bintang.

Jose Manuel Villa, ayahnya yang pekerja tambang, setiap hari melatihnya menendang dengan kaki kiri.

"Setiap hari saya melatih Villa selama dua jam. Fokusnya adalah menendang keras dengan kaki kiri," kenang Jose Manuel.

"Semua itu saya lakukan sepulang dari pertambangan. Tidak ada hari tanpa latihan seperti itu," lanjutnya.

Menurut Jose Manuel, dirinya akan memberi umpan dan Villa menyambut dengan tembakan kaki kiri. Ia yakin itulah yang membuat Villa memiliki kemampuan menembak dengan kaki kiri dan kanan sama baiknya.

Villa sangat menghormati ayahnya, yang selalu meyakinkannya akan bisa menjadi pemain hebat. Ia juga tidak akan lupa bagaimana ayahnya melatih kaki kirinya, saat kaki kanannya masih dibebat.

"Saya tidak pernah sendiri di lapangan sepakbola. Selalu ada ayah, dan ayah kerap melempar bola kepada saya untuk saya tembak," kenang Villa.

Villa juga masih belum lupa bagaimana dirinya setiap hari melihat ayahnya pulang kepayahan dari tambang. Semua itu membentuk tekadnya untuk tidak mengikuti jejak sang ayah sebagai penambang.

"Setiap kali saya mendenga kecelakaan di pertambangan, saya takut kehilangan ayah," kata villa.

"Ketika kecelakaan menimpa ayah, ibu menghabiskan sekian jam setiap hari di rumah sakit untuk menunggu ayah. Saya bertekad tidak akan menjadi penambang," lanjutnya.

Villa tak pernah menonjol di sekolah, tapi selalu menyita perhatian publik setiap kali bermain sepakbola.

"Suatu kali gurunya datang kepada saya, meminta saya untuk menghukum Villa agar tidak bermain sepakbola," cerita Jose Manuel.

"Saya katakan, saya bisa saja melarangnya naik sepeda, bermain video game, atau apa saja, tapi tidak bermain sepakbola," lanjutnya.

Meski dikenal berbakat, dan piawai memainkan bola, perjalanan Villa bukan tanpa kisah sedih. Ia sempat ditolak Oviedo, klub lokal, karena tubuhnya terlalu kecil jika dibanding anak-anak seusianya.

Alasan lainnya, Oviedo kerepotan menjemputnya dari kota pertambangan setiap kali harus berlatih.

Sekali lagi Jose Manuel, sang ayah, membesarkan hatinya. Villa dibawa ke Langreo. Dari sini, Sporting Gijon -- rival lokal Oviedo -- mengambilnya.

Gijon menjualnya ke Zaragoza, dan sejak saat itu publik Spanyol mengenal namanya.

Dari Zaragoza, Villa pindah ke Valencia dan membentuk dirinya menjadi pemain besar. Musim depan, Villa akan mengenakan kostum Barcelona -- klub impiannya sepanjang hidup.

Villa kin mengisi mimpi-mimpinya. Ia tak berubah, tetap rendah hati, dan menyambangi kota masa kecilnya. Yang juga tak berubah adalah sang ayah selalu ada di stadion saat dia berlaga.

Begitu pula ketika Villa berlaga di final Piala Dunia 2010.

Lenka

Penyanyi










Nama Lengkap
:
Lenka



Jenis Kelamin
:
Perempuan

Tempat, Tgl Lahir
:
New South Wales, Australia, 1978

Biografi :

Lenka Kripac atau yang akrab disapa Lenka terkenal lewat single berjudul the Show lahir di New South Wales, Australia. Ayahnya yang seorang imigran Czechoslovakia sekaligus musisi jazz dan ibunya yang seorang guru rupanya menurunkan bakat seni kepadaLenka. Pada usia tujuh tahun, Lenka menerima pelajaran musik saat ia pindah ke Sydney.

Sebagai remaja Lenka bergabung di sekolah akting the Australian Theatre for Young People dimana ia dilatih oleh Cate BlanChette. Lenka membintangi Australian ABC-TV drama series GP as Vesna Kapek pada tahun sembilan puluhan. Ia juga menjadi host di Cheez TV dan juga membintangi beberapa film Australia THE DISH dan LOST THINGS, serta beberapa drama.

Karir musik Lenka dimulai saat ia tergabung dalam Australian electronic- rock crossover
band named Decoder Ring dan merilis dua album. Sedangkan solo karir wanita yang bisa memainkan trompet dan piano ini dimulai saat ia pindah ke California dan merilis album THE SHOW pada 24 September 2008. Single The Show berhasil mencapai tangga 142 di US Billboard 200. Lenka memilih pop dan indie pop sebagai jalur musiknya.

Gaya dan dekorasi Lenka saat di panggung telah menjadi persamaan dengan naive-art dan Vintage craft style. Hasil karya yang lebih dikenal dengan Lenkaland telah dipamerkan di galeriseni di Shibuya, Tokyo, Japan. Pameran ini menampilkan hasil karyaLenka meliputi musik dan lukisan.